Kota Tua Penuh Cerita
Disore yang penat, aku berjalan kekota tua kali ini aku tak ditemani sahabat terbaikku. Kepenatan ku ini memaksa ku untuk pergi kesana, sekalian membuat tugas dari kampus . Rasanya g semangat ketika mensketch Museum Fatahillah, pikiranpun tak focus. Kekecewaan kepada sahabatku itu masih menyelimuti hati, sampai-sampai aku tak berpamitan dengan teman-teman dimes ketika aku pergi kemari. Jadi tak ada yang tahu aku kesini. Rasanya tak mood untuk menskecth lagi, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil hp dan memotret gedung ini dan akan kugambar dirumah saja.
Tak terasa aku sudah
duduk lama disana, akupun tak memperhatikan jika bikers sudah datang dan ada
didepanku. Aku rasa mereka tau jika aku sendiri disini. Mereka semua melihat
kearahku, membuatku g pede berada disini. Akupun beranjak dari sini dan pergi
untuk menyewa sepeda karena disini sudah banyak orang. Dengan sepeda ini aku
mengelilingi kota berharap penat dan kesal ku hilang. Aku berhenti sejenak
dijembatan merah, dan mengambil foto jembatan merah untuk tugas kampus juga. Setelah
selesai aku kembali ke halaman kotatua untuk mengembalikan sepeda. Namun rasa
kesal ini tak kunjung hilang. Rasanya belum ingin pulang. aku putuskan untuk
memotret bangunan tua disekitarku. Karena keasyikan memotret aku tak menyadari
jika sudah jam 9 malam. Waktunya untuk pulang, namun lagi-lagi kakiku masih tak
ingin beranjak pulang. Langkah kakiku begitu pelan menyusuri keramaian kota tua
malam itu. Karena pikiranku yang masih kacau, tak sengaja ku menabrak orang dan
semua gambar yang ku tenteng berjatuhan. Ternyata orang yang kutabrak itu
adalah Bojes, dia adalah anggota biker. Dia pria yang kusuka saat pertama kali
kubertemu dengannya. Tak kusangka hari ini ku begitu dekat dengannya. Tak kuasa
mata ini berhenti menatap parasnya. Aku langsung berhenti menatap ketika dia
mengatakan sesuatu. Akupun langsung mengambil semua gambarku yang jatuh tadi.
Diapun ikut membantu mengambilinya. Tiba-tiba dia meminta maaf kepadaku karena
telah menabrakku. Akupun tersenyum, dan aku berkata “ seharusnya aku yang
meminta maaf kepadamu bukan kamu, karena aku jalannya g focus”. Dia pun
tertawa. Setelah itu aku melanjutkan langkahku dan meninggalkan dia. Namun
ketika mau melangkah tiba-tiba dia menarik tanganku dan berkata “ darimana saja
kamu? Sahabatmu dari tadi nyariin kamu.” Akupun menoleh dan menjawab,” tadi aku
ngerjain tugas kuliah kok, Cuma tadi aku lupa ngasih tau dia jika hari ini aku
kesini”.
“Kamu bohongkan?”
teriak dia. “serius kok, ngapain aku bohong. Tugas kuliahku begitu banyak. Ini buktinya!”
tegasku. “tapi kenapa kamu kelihatan kesal dan g focus gitu? Pasti kamu juga
lagi ada masalah kan?” sahut dia. “emang kenapa kalo aku lagi ada masalah,
emang ada yang mau peduli.” Sangkal ku. “mungkin dia sibuk? Buktinya tadi dia
mencarimu?”katanya. “oh masih ingat punya temen disini ya? Terima kasih untuk
informasinya.”jawabku sambil melangkahkan kaki. “tunggu!” teriaknya. Akupun
berhenti dan menjawab,”ada apa lagi?”. “kamu mau kemana”.katanya. “aku mau
pulang lah”jawabku. “sudah malam, tunggu sebentar disitu, aku anterin kamu
pulang.”katanya sambil berlari kearahku dan menitipkan jacket yang dibawanya.
Dia berlari kearah temannya dan mengambil motor. Motor itupun sampai didepanku
dan dia menyuruhku untuk naik motor itu, diapun mengantarku pulang. dalam
perjalanan pulang perasaanku bercampur aduk, antara senang dan sedih begitu
memuncak. Sampai tak kusadari akupun meneteskan air mata. Ternyata dia
mengetahui jika aku menangis,diapun memelankan laju motornya. tiba-tiba dia
berkata” kalo mau nangis-nangis aja, g usah malu”. Air mataku tak kunjung
berhenti dan akupun tak kuasa menahan untuk menyandarkan kepalaku dibahunya.
Sebenarnya aku malu tapi aku tak kuasa menahan ini. Akhirnya sampai juga
digerbang, aku memintanya untuk mengantarku sampai depan gerbang itu saja.
Sebenarnya dia ingin mengantarku sampai depan mess, namun aku tak ingin dia
tahu jika aku tinggal diapartemen. Namun dia terus memaksa ingin mengantarku
sampai depan mess. Akhirnya aku menyuruh teman sekantor ku untuk njemput aku
didepan, bojes akhirnya tak memaksaku dan dia berpamitan kepadaku setelah
temanku datang. Sebelum dia pergi dia berpesan kepadaku,” mencari seorang
sahabat sama seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.” Dan dia berlalu
meninggalkanku dengan senyum manisnya.
Akupun bersama
temanku itu berjalan menuju mess. Disepanjang jalan menuju mess, temanku
bercerita tentang sahabatku yang seharian ini bingung mencariku. Akupun jadi
tak enak telah berpikir jika sahabatku itu telah melupakan ku karena
kesibukannya. Ternyata dia masih memikirkanku, aku merasa bersalah pada dia.
Akupun membuka pintu mess dan tiba-tiba sahabatku itu memelukku dengan erat
sambil menangis, membuatku semakin tak kuasa menahan air mata dan merasa
bersalah telah berpikir yang tidak-tidak kepadanya. Akupun meminta maaf
kepadanya dan menceritakan semuanya, namun soal pertemuanku dengan Bojes belum
ku ceritakan karena suasana ruang tamu itu masih sangat ramai.
Sebenarnya aku
tak sabar ingin bercerita kepadanya namun ruang tamu tak kunjung sepi dan tak
mungkin bercerita ditempat tidur karena ada enemy disana. Jadi ya aku Cuma
senyum-senyum g jelas kepada sahabatku itu, sambil smsan ma dia padahal kami
duduk bersebelahan. Ha ha ha aneh kan,,, itulah kami berdua, sebenarnya bertiga
sih,, sahabatku itu namanya Ai dan Eny. Kalau aku sering dipanggil Idy. Aku dan
Ai sudah berteman dari SMA sedangkan dengan Eny baru saja saat aku kerja
disini. Ku anggap Eny sebagai kakak sedangkan Ai sebagai adikku. Kami bertiga
selalu bersama seakan tak terpisahkan. Banyak orang dikantor yang iri dengan
kami bertiga karena tingkah laku kami.
Akhirnya ruangan ini sepi juga sudah pada kembali kekamar masing-masing
menyisakan kami bertiga. Akupun bercerita kepada mereka, dan Aipun tak percaya aku
pulang diantar Bojes. Karena Ai tau siapa aku dan siapa Bojes. Ai tak pernah menyangka
jika aku berani kekota sendirian. Mungkin ini saatnya kami dan biker untuk
saling mengenal karena telah terlalu lama kami hanya mampu memandang mereka dan
ingin rasanya ngobrol dengan mereka. Ku ceritakan semua dari awal sampai akhir.
Mereka masih tak percaya. Sebenarnya akupun masih tak percaya, Bojes yang
selama ini aku anggap orang yang cuek ternyata dia juga memperhatikan kami. Ha
ha ha…. Senangnya hatiku mampu mengenalnya. Apa yang terjadi jika kami kesana
lagi ya??? Simak ceritanya next time again ya,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar