Jumat, 30 Desember 2011
Rabu, 28 Desember 2011
Selasa, 27 Desember 2011
Dendam, Sampah Hati Pengubur solusi
Saya adalah pendatang disuatu daerah. Dipasar kota tersebut, saya membuka membuka usaha kecil-kecilan. Berupa penyewaan play station ( PS ) dan rental VCD. Di depan toko ada tukang parkir. Selain tukang parkir dia adalah preman pasar. Preman ini sering berulah di depan toko saya. Sehingga ini membuat pelanggan saya menjadi kurang nyaman. Geram rasanya jika karena ulahnya pelanggan saya pergi. Dan ini sudah terjadi berulang kali. Mungkin karena saya pendatang sehingga dia berulah demikian.
Meski begitu, preman pasar ini sudah beberapa kali meminjam play station ketempat saya, dan dia mengembalikan tepat waktu, dan saya selalu memberikan special discount kepadanya karena terpaksa.
Suatu malam, tepatnya pukul 12 malam preman ini berjalan -jalan dilorong gang menuju rumah saya. Preman itu jalan sempoyongan sambil mengomel. Saat di depan rumah dia memanggil-manggil nama saya dengan sangat tidak sopan. Ingin rasanya saya tonjok hidungnya. Sayapun keluar, penampilan preman malam itu sangat semrawut, kepalanya sedang diperban yang terlihat berdarah, sambil membawa kampak. Dia terlihat dalam emosi yang tinggi. Dan dia pun meninju berulang kali ke arahku. Namun bisa kuhindari. Pikir saya, buat apa berurusan dengan preman ini, daripada kedepan timbul masalah, mending saya tenangkan dia.
Saya tenangkan pinta kapak yang dia bawa, tenyata dia menyerahkan kampak itu ke saya. Beberapa saat kemudian dia mengemukakan bahwa dia ingin meminjam PS ke saya, sayapun melayani. Setelah preman itu pulang, hati kecil ku berkata, masak harus mengalah terus. Kalau mengalah nanti akan diinjek-injek terus. Akhirnya saya memutuskan, esok hari akan saya tantang preman itu untuk duel secara jantan.
Pagi harinya, sampai dua hari saya mencari-cari preman itu. Namun tidak ketemu. Hingga bertemu dengan orang tuanya yang mengatakan bahwa si preman sudah berada di Kantor polisi. Dia ditangkap setelah dari rumah saya, lengkap dengan PS ditangannya. Tuduhan polisi kepada nya diantaranya membuat keributan di pasar, serta mencuri PS dari rumah penduduk. Owh baru tau saya ternyata kampak yang dibawa ke rumah saya itu digunakan untuk membuat keributan.
Setelah mengetahui si preman ditangkap polisi saya kemudian menuju kantor polisi untuk menjenguknya. Namun dalam laporan ke Polisi saya tidak melaporkan si preman sebagai pencuri dia hanya meminjam dari saya serta saya terangkan bahwa dia adalah langganan saya. Mengenai kejadian malam itu, sewaktu dia berusaha memukulku juga tidak saya ceritakan. Malah sewaktu saya menjenguk nya saya coba menenangkan dia, serta menanyakan apa yang perlu di Bantu. Jack mengeluh saat itu dia sakit gigi dan tidak punya uang untuk membeli obat. Kemudian saya membelikan obat dan rokok serta uang alakadarnya guna membeli makanan selama ditahan di kantor polisi.
Sehabis mengisi formulir pengambilan barang dikantor polisi, saya kemudian pulang. Seminggu kemudian si preman tiba-tiba muncul didepan rumahku dan tiba-tiba dia menujuku dengan terburu-buru, dia memelukku dan menangis dipundakku. Dia mengucapkan terima kasih atas bantuanku sewaktu dia berada di kantor polisi. Dia percaya dengan kedatangan saya kekantor polisi tuduhan pencurian dapat dihindari.
Saat ini si preman masih berprofesi sebagai tukang parkir, namun sikapnya sudah berubah dibandingkan sebelum dia ditangkap. Hampir setiap kali dia bertemu denganku, dia selalu menyapa dan tersenyum.
Sahabat resensi.net. Pecinta cerita motivasi
Apa kandungan dan makna dari cerita diatas?
Kandungan dari cerita ini :
- Dendam dan amarah tidak akan menyelesaikan sebuah persoalan.
- Setiap persoalan seyoknyanya dihadapi dengan kepala dingin dan diputuskan dengan bijak
- Usahakan membantu kesulitan orang lain, meskipun orang tersebut memusuhimu
- Untuk mengubah sikap seseorang tidak seharusnya dengan menceramahi terus – menerus, namun sentuhlah nuraninya dengan sikap dan perbuatan yang baik.
Jadilah orang yang beruntung, bukan orang yang merugi dan kecewa. Dendam adalah onggokan sampah hati yang membuat pemiliknya semakin tersiksa dan menderita. Bukankah Allah juga maha memaafkan atas kekurangan, kelemahan dan kekhilafan manusia?
Lalu, mengapa manusia tidak banyak belajar untuk mencukupkan diri hanya dengan Allah Subhanahu Wata’ala, saja? Ketika seseorang memenuhi hati, pikiran dan hari harinya hanya dengan Allah, maka sanjungan atau makian bukanlah sesuatu seban yang harus dipikirkan, dibenci atau disenangi orang bukan suatu masalah yang dapat mengganti jati diri kita. Ya, jati diri seorang yang baik. Bukan jati diri pendendam.
sumber : Ari
Ambilah Pelajaran Dari Air
Saudara-saudaraku yg haus motivasi, segalanya tercipta penuh hikmah ditujukan tuk bani Adam, begitupun air dg berbagai sifatnya. Bukankah kita terlahir dalam kesucian, sejernih air yg memancar dari sumbernya.
Berjalanlahlah di atas roda kehidupan, tanpa merendahkan diri dan tanpa menyombongkan, bukankah air yg tenang permukaannya selalu sama rata, sisi satu tdak lebih tinggi atau rendah dri yg lain? Jauhilah sifat pasif, bukankah beberapa penyakit lebih condong pada air yg menggenang. Bgai air yg mengisi tiap sudut ruang-ruang kosong, hendaknya kita selalu menghiasi waktu dg menunaikan semua kewajiban, fleksible, cepat menyesuaikan diri dg lingkungan sekitar. Dahulukanlah pilihan yg lebih penting dari yang penting dalam menunaikan kewajiban, sperti air, selalu memenuhi ruang dg mendahulukan bagian dasarnya. Letakkan langkah demi langkah menuju tujuan hakiki, bak air dari hulu yg sukses smpai ke hilir.
Bersabar, pantang menyerah, diantara sifat air yg tercermin pada ombak yg tak kenal lelah menghantam kokoh nya batu karang. Ketika sbuah batu mencebur dlam kolam air, perhatikan setiap jengkal permukaan ikut bergetar, dan kan kembali tenang scra bersamaan, hal ini menggambarkan kerjasama, kepedulian, kepekaan, cinta dalam ikatan sosial. Ketika air menguap, terdapat pula satu pelajaran berharga, bahwa suatu saat kita pasti kan kembali pada sang pencipta.
Rupa wajah yang begitu tampan dan cantik, keluarga yg begitu dicintai, tanah, rumah, mobil, perabot yg serba wah, semua akan ditinggal sama sekali, kecuali tiga, amal jariyah, anak sholeh, dan ilmu yg bermanfaat. Wahai tuhan kami, tidaklah kau ciptakan semua ini dg percuma. Maha Suci Engkau, maka jauhkan kami dari azab neraka.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Sumber: sudan arinawa aeo
Jumat, 23 Desember 2011
Kamis, 10 November 2011
Rabu, 09 November 2011
Minggu, 06 November 2011
Rabu, 19 Oktober 2011
Kota Tua Penuh Cerita Part 1
Kota Tua Penuh Cerita
Disore yang penat, aku berjalan kekota tua kali ini aku tak ditemani sahabat terbaikku. Kepenatan ku ini memaksa ku untuk pergi kesana, sekalian membuat tugas dari kampus . Rasanya g semangat ketika mensketch Museum Fatahillah, pikiranpun tak focus. Kekecewaan kepada sahabatku itu masih menyelimuti hati, sampai-sampai aku tak berpamitan dengan teman-teman dimes ketika aku pergi kemari. Jadi tak ada yang tahu aku kesini. Rasanya tak mood untuk menskecth lagi, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil hp dan memotret gedung ini dan akan kugambar dirumah saja.
Tak terasa aku sudah
duduk lama disana, akupun tak memperhatikan jika bikers sudah datang dan ada
didepanku. Aku rasa mereka tau jika aku sendiri disini. Mereka semua melihat
kearahku, membuatku g pede berada disini. Akupun beranjak dari sini dan pergi
untuk menyewa sepeda karena disini sudah banyak orang. Dengan sepeda ini aku
mengelilingi kota berharap penat dan kesal ku hilang. Aku berhenti sejenak
dijembatan merah, dan mengambil foto jembatan merah untuk tugas kampus juga. Setelah
selesai aku kembali ke halaman kotatua untuk mengembalikan sepeda. Namun rasa
kesal ini tak kunjung hilang. Rasanya belum ingin pulang. aku putuskan untuk
memotret bangunan tua disekitarku. Karena keasyikan memotret aku tak menyadari
jika sudah jam 9 malam. Waktunya untuk pulang, namun lagi-lagi kakiku masih tak
ingin beranjak pulang. Langkah kakiku begitu pelan menyusuri keramaian kota tua
malam itu. Karena pikiranku yang masih kacau, tak sengaja ku menabrak orang dan
semua gambar yang ku tenteng berjatuhan. Ternyata orang yang kutabrak itu
adalah Bojes, dia adalah anggota biker. Dia pria yang kusuka saat pertama kali
kubertemu dengannya. Tak kusangka hari ini ku begitu dekat dengannya. Tak kuasa
mata ini berhenti menatap parasnya. Aku langsung berhenti menatap ketika dia
mengatakan sesuatu. Akupun langsung mengambil semua gambarku yang jatuh tadi.
Diapun ikut membantu mengambilinya. Tiba-tiba dia meminta maaf kepadaku karena
telah menabrakku. Akupun tersenyum, dan aku berkata “ seharusnya aku yang
meminta maaf kepadamu bukan kamu, karena aku jalannya g focus”. Dia pun
tertawa. Setelah itu aku melanjutkan langkahku dan meninggalkan dia. Namun
ketika mau melangkah tiba-tiba dia menarik tanganku dan berkata “ darimana saja
kamu? Sahabatmu dari tadi nyariin kamu.” Akupun menoleh dan menjawab,” tadi aku
ngerjain tugas kuliah kok, Cuma tadi aku lupa ngasih tau dia jika hari ini aku
kesini”.
“Kamu bohongkan?”
teriak dia. “serius kok, ngapain aku bohong. Tugas kuliahku begitu banyak. Ini buktinya!”
tegasku. “tapi kenapa kamu kelihatan kesal dan g focus gitu? Pasti kamu juga
lagi ada masalah kan?” sahut dia. “emang kenapa kalo aku lagi ada masalah,
emang ada yang mau peduli.” Sangkal ku. “mungkin dia sibuk? Buktinya tadi dia
mencarimu?”katanya. “oh masih ingat punya temen disini ya? Terima kasih untuk
informasinya.”jawabku sambil melangkahkan kaki. “tunggu!” teriaknya. Akupun
berhenti dan menjawab,”ada apa lagi?”. “kamu mau kemana”.katanya. “aku mau
pulang lah”jawabku. “sudah malam, tunggu sebentar disitu, aku anterin kamu
pulang.”katanya sambil berlari kearahku dan menitipkan jacket yang dibawanya.
Dia berlari kearah temannya dan mengambil motor. Motor itupun sampai didepanku
dan dia menyuruhku untuk naik motor itu, diapun mengantarku pulang. dalam
perjalanan pulang perasaanku bercampur aduk, antara senang dan sedih begitu
memuncak. Sampai tak kusadari akupun meneteskan air mata. Ternyata dia
mengetahui jika aku menangis,diapun memelankan laju motornya. tiba-tiba dia
berkata” kalo mau nangis-nangis aja, g usah malu”. Air mataku tak kunjung
berhenti dan akupun tak kuasa menahan untuk menyandarkan kepalaku dibahunya.
Sebenarnya aku malu tapi aku tak kuasa menahan ini. Akhirnya sampai juga
digerbang, aku memintanya untuk mengantarku sampai depan gerbang itu saja.
Sebenarnya dia ingin mengantarku sampai depan mess, namun aku tak ingin dia
tahu jika aku tinggal diapartemen. Namun dia terus memaksa ingin mengantarku
sampai depan mess. Akhirnya aku menyuruh teman sekantor ku untuk njemput aku
didepan, bojes akhirnya tak memaksaku dan dia berpamitan kepadaku setelah
temanku datang. Sebelum dia pergi dia berpesan kepadaku,” mencari seorang
sahabat sama seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.” Dan dia berlalu
meninggalkanku dengan senyum manisnya.
Akupun bersama
temanku itu berjalan menuju mess. Disepanjang jalan menuju mess, temanku
bercerita tentang sahabatku yang seharian ini bingung mencariku. Akupun jadi
tak enak telah berpikir jika sahabatku itu telah melupakan ku karena
kesibukannya. Ternyata dia masih memikirkanku, aku merasa bersalah pada dia.
Akupun membuka pintu mess dan tiba-tiba sahabatku itu memelukku dengan erat
sambil menangis, membuatku semakin tak kuasa menahan air mata dan merasa
bersalah telah berpikir yang tidak-tidak kepadanya. Akupun meminta maaf
kepadanya dan menceritakan semuanya, namun soal pertemuanku dengan Bojes belum
ku ceritakan karena suasana ruang tamu itu masih sangat ramai.
Sebenarnya aku
tak sabar ingin bercerita kepadanya namun ruang tamu tak kunjung sepi dan tak
mungkin bercerita ditempat tidur karena ada enemy disana. Jadi ya aku Cuma
senyum-senyum g jelas kepada sahabatku itu, sambil smsan ma dia padahal kami
duduk bersebelahan. Ha ha ha aneh kan,,, itulah kami berdua, sebenarnya bertiga
sih,, sahabatku itu namanya Ai dan Eny. Kalau aku sering dipanggil Idy. Aku dan
Ai sudah berteman dari SMA sedangkan dengan Eny baru saja saat aku kerja
disini. Ku anggap Eny sebagai kakak sedangkan Ai sebagai adikku. Kami bertiga
selalu bersama seakan tak terpisahkan. Banyak orang dikantor yang iri dengan
kami bertiga karena tingkah laku kami.
Akhirnya ruangan ini sepi juga sudah pada kembali kekamar masing-masing
menyisakan kami bertiga. Akupun bercerita kepada mereka, dan Aipun tak percaya aku
pulang diantar Bojes. Karena Ai tau siapa aku dan siapa Bojes. Ai tak pernah menyangka
jika aku berani kekota sendirian. Mungkin ini saatnya kami dan biker untuk
saling mengenal karena telah terlalu lama kami hanya mampu memandang mereka dan
ingin rasanya ngobrol dengan mereka. Ku ceritakan semua dari awal sampai akhir.
Mereka masih tak percaya. Sebenarnya akupun masih tak percaya, Bojes yang
selama ini aku anggap orang yang cuek ternyata dia juga memperhatikan kami. Ha
ha ha…. Senangnya hatiku mampu mengenalnya. Apa yang terjadi jika kami kesana
lagi ya??? Simak ceritanya next time again ya,,,
Selasa, 11 Oktober 2011
Rabu, 05 Oktober 2011
Sahabat adalah sahabat
malam yang begitu indah tak mampu menghapus kebimbanganku akan cinta. Aku tak pernah mengerti arti cinta yang sebenarnya. Aku selalu terluka sebelum aku merasakannya. Indahnya disayangi belum pernah aku dapati. Kenapa aku selalu mencintai orang yang tak mencintaiku, sementara aku selalu menyia-nyiakan orang yang menyayangiku dengan tulus. Apakah ini karma untukku? Hatiku begitu bimbang, perasaanku begitu jelas terpancar diwajahku. Malam minggu yang begitu ramai di kota tua tak sedikitpun membuyarkan keresahan hatiku. Maya begitu setia menemaniku. Kami berdua hanya terdiam diramaian kota tua. Maya tak mengeluh meski selama berada ditempat ini aku hanya terdiam. Maya tak berhenti bercerita, walau ku tak mendengarnya dia tetap bercerita. Maya teman terdekatku selama di Jakarta. Dikota ini aku jauh dari orang tua maupun sanak saudara, jadi Maya lah tempatku bersandar.
Rasa bimbangku mulai berkurang ketika kulihat sekumpulan anak muda yang sedang beratraksi sepeda. Mereka begitu ceria beratraksi, seakan tak ada beban yang mereka pikul. Keceriaan mereka seakan menyadarkan aku , kita tak harus sedih untuk sesuatu yang semu. Begitu hebatnya para bikers itu, aku ingin mengenalnya walau hanya untuk teman. He, he, he
Tak terasa malam sudah kian larut, saatnya aku dan Maya pulang. Saat kembali ke messku, aku kembali dirundung dilema. Aku sangat bingung dengan perasaan yang aku rasakan. Aku memiliki teman cowok yang sangat dekat dengan ku Indro biasa ku panggil dia. Aku sangat dekat dengannya, bahkan melebihi seorang sahabat. Terkadang sahabatku cemburu ketika dia ngobrol denganku. Dia selalu menuruti semua apa yang kuminta darinya. Namun aku tak tau apa dia memiliki perasaan yang berbeda kepadaku. Dulu aku tak pernah menyadarinya, justru aku suka kepada sahabatnya. Rifki pria idaman semua wanita disekolahku yang aku suka. Namun karena kesalahanku dimasa lalu mungkin membuatnya ilfeel kepadaku. Dulu diawal masuk SMA, aku pernah iseng-iseng nembak dia. Namun saat itu dia menanggepin dengan serius, sehingga membuatku merasa bersalah sampai sekarang.
Sudah dua tahun aku naksir berat pada Rifki. Namun kayaknya Rifki tak pernah memperdulikan aku. Dia selalu membuatku cemburu, dengan mengajak teman2 ceweku ngobrol, sementara aku terus-terusan dicuekin. Perasaan itu harus kurasakan selama kurang lebih 3 th. Kita terus-terusan sekelas, dan dia tetep dengan sikap dinginnya kepadaku. Aku tak pernah ngerti kenapa dia bisa segitunya kepadaku? Sampai sekarang pun aku masih bertanya kenapa dia memperlakukan aku seperti itu. Tapi itu tak menciutkan diriku, karena semasa SMA ku memiliki banyak sahabat yang selalu mendukung semua yang apa kukerjakan termasuk Indro. Sehinnga aku sedikit tak mempedulikan Rifki, walau aku sebenarnya tersiksa juga.
Diawal aku mulai kerja, aku ingin sekali ada seseorang yang dekat denganku menanyakan gimana hari pertama kerja? Setelah kutunggu ternyata orang pertama menanyakan hal itu adalah Indro. Ketika perpisahan sekolah aku merasakan ada perasaan aneh kepada Indro. Aku ngrasa dia adalah bagian dari hidupku yang susah aku tinggalkan. Mungkin karena perhatiaanya yang berlebihan semasa sekolah dulu, membuatku ingat kepada dia. Semakin berjalannya waktu dan jauhnya tempat kita berada membuatku semakin merindukan keusilannya dan kata-katanya ketika dia bercanda denganku.
Apakah sebenarnya Indro memiliki perasaan yang sama denganku. Aku begitu sulit melupakannya. Melupakan Rifki jauh lebih mudah ketimbang harus melupakan Indro. Hanya Indro yang membuatku sampai meneteskan air mata. Sebelumnya aku belum pernah menangis karena cinta. Indro satu-satunya pria yang selalu mempermainkan perasaanku. Tapi entah kenapa aku selalu dapat memaafkannya. Aku heran dengan diriku yang sekarang?? Aku begitu rapuh dihadapan Indro. Walau ku mencoba mengalihkan pandanganku kepada Pria lain, namun akhirnya bayangan Indro yang kembali muncul.
Sudah hamper 6 bln aku tinggal diJakarta, namun belum juga kutemukan perasaan sedalam kepada Indro. Aku sebenarnya ingin mengetahui perasaan Indro terhadapku. Jika memang dia menganggapku hanyalah sahabatnya aku akan terima. Namun jangan bimbangkan hatiku seperti ini? Sampi akhir tulisan inipun aku belum menemukan jawaban atas perasaanku terhadap Indro. Namun aku akan mencoba menganggap Indro menjadi Sahabat terindahku, dirimu takkan bisa digantikan dengan siapapun. Thanks Ndro’ engkau telah membuatku mengubah persepsiku kepada dirimu.
Senin, 26 September 2011
Biker is My Friend
Sore itu baru pertama kali aku menginjakan kaki
ditempat itu. Bersama 2 orang kawan ku,
kami melepaskan lelah dikota tua. Tempat yang sampai sekarang aku dan sahabatku
jadikan tempat melepas penat. Telah banyak peristiwa yang terjadi disana. Saat pertama
ku melihat para biker. Aku dan sahabatku “Ai” langsung tertarik pada mereka
semua. Mereka begitu memukau sampai aku dan Ai tak kuasa menahan kekagumanku
kepada mereka. Aksi mereka sangatlah mahir saat
mengocek sepeda.
Aku dan Ai bisa dibilang fans
mereka karena hampir seminggu sekali aku
dan Ai kesana. Aku da Ai hanya duduk – duduk, ketawa ketiwi g jelas didepan
museum Fatahillah dengan memandangi mereka. Apalagi Ai begitu semangat ketika
orang yang disukainya mulai beratraksi. Akupun juga begitu histeris ketika
mereka beratraksi sampai pada jatuh-jatuh gitu. Meski berulang-ulang
mereka jatuh, mereka tak pernah kapok. Aku salut dengan mereka.
Meski waktu itu aku tak segitunya ngefans
biker, seperti ngefansnya Ai pada
Bikers. Waktu itu belum ada yang menggetarkan hatiku ketika aku melihat mereka.
Hanya perasaan kagum yang kurasa. Berbeda dengan perasaan saat sore itu. Saat minggu
sore itu, aku dan Ai jalan-jalan kesana sampai disana cuaca tak mendukung. Tiba-tiba
hujan, aku dan Aipun berteduh diteras museum Fatahillah tak kusangka ditempat
itu aku dan Ai begitu dekat dengan Biker sampai akhirnya ku berpapasan dengan
salah satu anggota biker dan membuat hatiku bergetar. Masih terekam jelas
diotakku waktu itu dia memakai baju hijau akupun juga. Setelah kejadian itu aku
mulai merasakan ada sesuatu yang aneh
dihatiku. Aku panggil dia Bojes. Ai juga punya seseorang yang dia sukai
disana yang dia panggil Noname.
Bojes dan Noname perlahan mengisi hati
kami berdua. Tiap kali kesana kami tak hanya sekedar melepas penat
namun juga ingin bertemu mereka. Mereka bagi kami adalah teman yang tak bisa
kami kenal. Bingungkan kalian???? Kami
sudah menganggap mereka bagian dari hidup kami semenjak kami merantau dikota
ini. Tapi entah mereka menganggap kami apa?? Kami tak pernah tau. Begitu banyak
kejadian yang kami alami disana, baik kejadian suka maupun duka akibat tingkah
aneh para biker. Seperti kebiasaa Noname yang sering gonta-ganti cewek, dan
Bojes yang bermesraan dengan ceweknya dihadapku dan tingkah biker lain ada yang
nato, nindik, ngamen dll namun tak membuatku dan Ai sedikitpun beranjak dari
mereka. Padahak disana juga ada anak Skater yang tak kalah jago dengan mereka. Namun
kami dengan setia tetep mendukung Biker. Meski kami tak pernah berkenalan kami
ngerasa aman jika kesana trus ada Biker membuat kami merasa dilindungi.
Hari terus berganti dan waktu terus
berjalan membuatku semakin memiliki
perasaan yang tak biasa kepada Bojes. Aku merasa sayang kepadanya. Aku begitu
ingin memilikinya. Namun ketika aku melihat dia yang sekarang aku begitu marah.
Ketika dia menindin telinganya aku masih bisa menerima, namun ketika tangannya
dilukai dengan tato.membuatku kesal. Ingin rasanya memarahi dia dan memukulnya
karena aku begitu sakit ketika melihat gambar itu. Apalagi ketika dia merasakan
kesakitan akibat tattoo. Apa yang sebenarnya Bojes pikirkan. Apa dia tak
merasakan apa yang kurasa. Bojes meski hanya sebagai teman yang tak pernah
bersua denganmu aku hanya ingin kau berubah. Didalam doaku tak lupa ku kepada
NYA untuk memberi petunjuk kepadamu. Ku sangat ingin kau berubah menjadi pria
yang baik. Pria yang akan membimbing makmummu kelak. Jes sebagai teman
aku tak ingin kau melukai dirimu lagi. Dan semoga nanti malam ketika bertemu
aku berharap kau mengerti apa yang ada dipikiranku. Aku tak menginginkan kau
menjadi kekasihku, namun aku meminta kau berubah menjadi Bojes yang soleh, yang
menerangi jalan teman-temanmu. Aku sangat percaya jika kau bisa berubah. Karena
ALLAH menyanyangimu dengan mempertemukan aku denganmu, semoga dengan aku
berubah menuju jalanNYA kaupun juga akan mengikuti langkahku. Semoga cahaya
penerang itu segera menyentuh hatimu. Semoga engkau dapat membaca sirat tatap
mataku kepadamu. Aku akan terus berdoa agar engkau menjadi Bojes yang lebih
baik lagi. Amin.^-^
****
Rabu, 07 September 2011
Selasa, 16 Agustus 2011
Senin, 01 Agustus 2011
Minggu, 31 Juli 2011
Sabtu, 30 Juli 2011
Langganan:
Postingan (Atom)