Read more: http://syamsudinnamaku.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-teks-berjalan-di-navbar.html#ixzz1TaCjc6ov

Rabu, 19 Oktober 2011

Kota Tua Penuh Cerita Part 1

Kota Tua Penuh Cerita


Disore yang penat, aku berjalan kekota tua kali ini aku tak ditemani sahabat terbaikku. Kepenatan ku ini memaksa ku untuk pergi kesana, sekalian membuat tugas dari kampus . Rasanya g semangat ketika mensketch Museum Fatahillah, pikiranpun tak focus. Kekecewaan kepada sahabatku itu masih menyelimuti hati, sampai-sampai aku tak berpamitan dengan teman-teman dimes ketika aku pergi kemari. Jadi tak ada yang tahu aku kesini. Rasanya tak mood untuk menskecth lagi, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil hp dan memotret gedung ini dan akan kugambar dirumah saja.
Tak terasa aku sudah duduk lama disana, akupun tak memperhatikan jika bikers sudah datang dan ada didepanku. Aku rasa mereka tau jika aku sendiri disini. Mereka semua melihat kearahku, membuatku g pede berada disini. Akupun beranjak dari sini dan pergi untuk menyewa sepeda karena disini sudah banyak orang. Dengan sepeda ini aku mengelilingi kota berharap penat dan kesal ku hilang. Aku berhenti sejenak dijembatan merah, dan mengambil foto jembatan merah untuk tugas kampus juga. Setelah selesai aku kembali ke halaman kotatua untuk mengembalikan sepeda. Namun rasa kesal ini tak kunjung hilang. Rasanya belum ingin pulang. aku putuskan untuk memotret bangunan tua disekitarku. Karena keasyikan memotret aku tak menyadari jika sudah jam 9 malam. Waktunya untuk pulang, namun lagi-lagi kakiku masih tak ingin beranjak pulang. Langkah kakiku begitu pelan menyusuri keramaian kota tua malam itu. Karena pikiranku yang masih kacau, tak sengaja ku menabrak orang dan semua gambar yang ku tenteng berjatuhan. Ternyata orang yang kutabrak itu adalah Bojes, dia adalah anggota biker. Dia pria yang kusuka saat pertama kali kubertemu dengannya. Tak kusangka hari ini ku begitu dekat dengannya. Tak kuasa mata ini berhenti menatap parasnya. Aku langsung berhenti menatap ketika dia mengatakan sesuatu. Akupun langsung mengambil semua gambarku yang jatuh tadi. Diapun ikut membantu mengambilinya. Tiba-tiba dia meminta maaf kepadaku karena telah menabrakku. Akupun tersenyum, dan aku berkata “ seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu bukan kamu, karena aku jalannya g focus”. Dia pun tertawa. Setelah itu aku melanjutkan langkahku dan meninggalkan dia. Namun ketika mau melangkah tiba-tiba dia menarik tanganku dan berkata “ darimana saja kamu? Sahabatmu dari tadi nyariin kamu.” Akupun menoleh dan menjawab,” tadi aku ngerjain tugas kuliah kok, Cuma tadi aku lupa ngasih tau dia jika hari ini aku kesini”.
“Kamu bohongkan?” teriak dia. “serius kok, ngapain aku bohong. Tugas kuliahku begitu banyak. Ini buktinya!” tegasku. “tapi kenapa kamu kelihatan kesal dan g focus gitu? Pasti kamu juga lagi ada masalah kan?” sahut dia. “emang kenapa kalo aku lagi ada masalah, emang ada yang mau peduli.” Sangkal ku. “mungkin dia sibuk? Buktinya tadi dia mencarimu?”katanya. “oh masih ingat punya temen disini ya? Terima kasih untuk informasinya.”jawabku sambil melangkahkan kaki. “tunggu!” teriaknya. Akupun berhenti dan menjawab,”ada apa lagi?”. “kamu mau kemana”.katanya. “aku mau pulang lah”jawabku. “sudah malam, tunggu sebentar disitu, aku anterin kamu pulang.”katanya sambil berlari kearahku dan menitipkan jacket yang dibawanya. Dia berlari kearah temannya dan mengambil motor. Motor itupun sampai didepanku dan dia menyuruhku untuk naik motor itu, diapun mengantarku pulang. dalam perjalanan pulang perasaanku bercampur aduk, antara senang dan sedih begitu memuncak. Sampai tak kusadari akupun meneteskan air mata. Ternyata dia mengetahui jika aku menangis,diapun memelankan laju motornya. tiba-tiba dia berkata” kalo mau nangis-nangis aja, g usah malu”. Air mataku tak kunjung berhenti dan akupun tak kuasa menahan untuk menyandarkan kepalaku dibahunya. Sebenarnya aku malu tapi aku tak kuasa menahan ini. Akhirnya sampai juga digerbang, aku memintanya untuk mengantarku sampai depan gerbang itu saja. Sebenarnya dia ingin mengantarku sampai depan mess, namun aku tak ingin dia tahu jika aku tinggal diapartemen. Namun dia terus memaksa ingin mengantarku sampai depan mess. Akhirnya aku menyuruh teman sekantor ku untuk njemput aku didepan, bojes akhirnya tak memaksaku dan dia berpamitan kepadaku setelah temanku datang. Sebelum dia pergi dia berpesan kepadaku,” mencari seorang sahabat sama seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.” Dan dia berlalu meninggalkanku dengan senyum manisnya.
Akupun bersama temanku itu berjalan menuju mess. Disepanjang jalan menuju mess, temanku bercerita tentang sahabatku yang seharian ini bingung mencariku. Akupun jadi tak enak telah berpikir jika sahabatku itu telah melupakan ku karena kesibukannya. Ternyata dia masih memikirkanku, aku merasa bersalah pada dia. Akupun membuka pintu mess dan tiba-tiba sahabatku itu memelukku dengan erat sambil menangis, membuatku semakin tak kuasa menahan air mata dan merasa bersalah telah berpikir yang tidak-tidak kepadanya. Akupun meminta maaf kepadanya dan menceritakan semuanya, namun soal pertemuanku dengan Bojes belum ku ceritakan karena suasana ruang tamu itu masih sangat ramai.
Sebenarnya aku tak sabar ingin bercerita kepadanya namun ruang tamu tak kunjung sepi dan tak mungkin bercerita ditempat tidur karena ada enemy disana. Jadi ya aku Cuma senyum-senyum g jelas kepada sahabatku itu, sambil smsan ma dia padahal kami duduk bersebelahan. Ha ha ha aneh kan,,, itulah kami berdua, sebenarnya bertiga sih,, sahabatku itu namanya Ai dan Eny. Kalau aku sering dipanggil Idy. Aku dan Ai sudah berteman dari SMA sedangkan dengan Eny baru saja saat aku kerja disini. Ku anggap Eny sebagai kakak sedangkan Ai sebagai adikku. Kami bertiga selalu bersama seakan tak terpisahkan. Banyak orang dikantor yang iri dengan kami bertiga karena tingkah laku kami.  Akhirnya ruangan ini sepi juga sudah pada kembali kekamar masing-masing menyisakan kami bertiga. Akupun bercerita kepada mereka, dan Aipun tak percaya aku pulang diantar Bojes. Karena Ai tau siapa aku dan siapa Bojes. Ai tak pernah menyangka jika aku berani kekota sendirian. Mungkin ini saatnya kami dan biker untuk saling mengenal karena telah terlalu lama kami hanya mampu memandang mereka dan ingin rasanya ngobrol dengan mereka. Ku ceritakan semua dari awal sampai akhir. Mereka masih tak percaya. Sebenarnya akupun masih tak percaya, Bojes yang selama ini aku anggap orang yang cuek ternyata dia juga memperhatikan kami. Ha ha ha…. Senangnya hatiku mampu mengenalnya. Apa yang terjadi jika kami kesana lagi ya??? Simak ceritanya next time again ya,,,






Rabu, 05 Oktober 2011

Sahabat adalah sahabat


malam yang begitu indah tak mampu menghapus kebimbanganku akan cinta. Aku tak pernah mengerti arti cinta yang sebenarnya. Aku selalu terluka sebelum aku merasakannya. Indahnya disayangi belum pernah aku dapati. Kenapa aku selalu mencintai orang yang tak mencintaiku, sementara aku selalu menyia-nyiakan orang yang menyayangiku dengan tulus. Apakah ini karma untukku? Hatiku begitu bimbang, perasaanku begitu jelas terpancar diwajahku. Malam minggu yang begitu ramai di kota tua tak sedikitpun membuyarkan keresahan hatiku. Maya begitu setia menemaniku. Kami berdua hanya terdiam diramaian kota tua. Maya tak mengeluh meski selama berada ditempat ini aku hanya terdiam. Maya tak berhenti bercerita, walau ku tak mendengarnya dia tetap bercerita. Maya teman terdekatku selama di Jakarta. Dikota ini aku jauh dari orang tua maupun sanak saudara, jadi Maya lah tempatku bersandar.

Rasa bimbangku mulai berkurang ketika kulihat sekumpulan anak muda yang sedang beratraksi sepeda. Mereka begitu ceria beratraksi, seakan tak ada beban yang mereka pikul. Keceriaan mereka seakan menyadarkan aku , kita tak harus sedih untuk sesuatu yang semu. Begitu hebatnya para bikers itu, aku ingin mengenalnya walau hanya untuk teman.  He, he, he

Tak terasa malam sudah kian larut, saatnya aku dan Maya pulang. Saat kembali ke messku, aku kembali dirundung dilema. Aku sangat bingung dengan perasaan yang aku rasakan. Aku memiliki teman cowok yang sangat dekat dengan ku Indro biasa ku panggil dia. Aku sangat dekat dengannya, bahkan melebihi seorang sahabat. Terkadang sahabatku cemburu ketika dia ngobrol denganku. Dia selalu menuruti semua apa yang kuminta darinya. Namun aku tak tau apa dia memiliki perasaan yang berbeda kepadaku. Dulu aku tak pernah menyadarinya, justru aku suka kepada sahabatnya. Rifki pria idaman semua wanita disekolahku yang aku suka. Namun karena kesalahanku dimasa lalu mungkin membuatnya ilfeel kepadaku. Dulu diawal masuk SMA, aku pernah iseng-iseng nembak dia. Namun saat itu dia menanggepin dengan serius, sehingga membuatku merasa bersalah sampai sekarang.

Sudah dua tahun aku naksir berat pada Rifki. Namun kayaknya Rifki tak pernah memperdulikan aku. Dia selalu membuatku cemburu, dengan mengajak teman2 ceweku ngobrol, sementara aku terus-terusan dicuekin. Perasaan itu harus kurasakan selama kurang lebih 3 th. Kita terus-terusan sekelas, dan dia tetep dengan sikap dinginnya kepadaku. Aku tak pernah ngerti kenapa dia bisa segitunya kepadaku? Sampai sekarang pun aku masih bertanya kenapa dia memperlakukan aku seperti itu. Tapi itu tak menciutkan diriku, karena semasa SMA ku memiliki banyak sahabat yang selalu mendukung semua yang apa kukerjakan termasuk Indro. Sehinnga aku sedikit tak mempedulikan Rifki, walau aku sebenarnya tersiksa juga.

Diawal aku mulai kerja, aku ingin sekali ada seseorang yang dekat denganku menanyakan gimana hari pertama kerja? Setelah kutunggu ternyata orang pertama menanyakan hal itu adalah Indro. Ketika perpisahan sekolah aku merasakan ada perasaan aneh kepada Indro. Aku ngrasa dia adalah bagian dari hidupku yang susah aku tinggalkan. Mungkin karena perhatiaanya yang berlebihan semasa sekolah dulu, membuatku ingat kepada dia. Semakin berjalannya waktu dan jauhnya tempat kita berada membuatku semakin merindukan keusilannya dan kata-katanya ketika dia bercanda denganku.

Apakah sebenarnya Indro memiliki perasaan yang sama denganku. Aku begitu sulit melupakannya. Melupakan Rifki jauh lebih mudah ketimbang harus melupakan Indro. Hanya Indro yang membuatku sampai meneteskan air mata. Sebelumnya aku belum pernah menangis karena cinta. Indro satu-satunya pria yang selalu mempermainkan perasaanku. Tapi entah kenapa aku selalu dapat memaafkannya. Aku heran dengan diriku yang sekarang?? Aku begitu rapuh dihadapan Indro. Walau ku mencoba mengalihkan pandanganku kepada Pria lain, namun akhirnya bayangan Indro yang kembali muncul.

Sudah hamper 6 bln aku tinggal diJakarta, namun belum juga kutemukan perasaan sedalam kepada Indro. Aku sebenarnya ingin mengetahui perasaan Indro terhadapku. Jika memang dia menganggapku hanyalah sahabatnya aku akan terima. Namun jangan bimbangkan hatiku seperti ini? Sampi akhir tulisan inipun aku belum menemukan jawaban atas perasaanku terhadap Indro. Namun aku akan mencoba menganggap Indro menjadi Sahabat terindahku, dirimu takkan bisa digantikan dengan siapapun. Thanks Ndro’ engkau telah membuatku mengubah persepsiku kepada dirimu.